BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

waktuku hari ini


Get your own Digital Clock

Selasa, 25 Desember 2012

Dua Permpuan Kuat, Cerdas, dan Cantik di Film 5 Cm


Pevita Pearce
Pevita Pearce di film ini menjadi tokoh Dinda adik dari Arial (Deny Sumargo). Saya percaya Rizal sang sutradara paham benar mengapa memilih Pevita. Ya .... karena cantik, cerdas, dan juga kuat walaupun peran lugu tampak di film. Keluguannya tampak  di dalam dialog dengan Jafran saat berkomunikasi via telepon. "Saat kuliah kamu sering nongkrong ya ..." kata Jafran. Dengan lugunya Dinda menjawab, "Gak tuh aku kuliah duduk di kursi kok". Percakapan yang menonjolkan sisi keluguan seorang adik yang sedang ditaksir teman kakaknya. Film ini menjadi sedikit romantis karena kehadirannya. Sekalipun di akhir cerita menjadi kasih tak sampai antara dirinya dengan pemeran Jafran (Herjunot Ali). Yang jelas di 5 cm ia menjadikan Mahameru lebih indah.

Reline Shah
Perempuan kuat, cerdas, dan cantik  lainnya adalah Reline Shah untuk film ini ia harus belajar dialek Betawi dulu karena ia dibesarkan di Medan dan Singapura. Pernah meraih gelar Pavorit di Puti Indonesia 2008. Di film ini ia bagian dari lima sahabat Genta (Fredy Nuril), Ian (Igor Saikoji), Jafran, dan Arial. Berperan sebagai Riyani perempuan yang hobi banget dengan kuah mie rebus. Ianlah yang menjadi sasaran tempat ia meminta. Awal cerita tampak ia naksir tersembunyi kepada  Genta tapi kenapa diakhir cerita Genta harus bertepuk sebelah tangan. Wajah cantiknya membuat kita tidak bosan dengan 4 lelaki sahabatnya lebih tepat ia menyegarkan suasana 5 sekawan. Saat pendakian saya agak mengkhawatirkan betisnya yang kecil tetapi pengakuannya Mahameru bukan gunung pertama yang pernah ia daki. Hebat ... cerdas, cantik, dan kuat lebih tepat untuk ia dan Pevita
Add caption

Terlepas dari dua peran perempuan cerdas, kuat, dan cantik di atas film 5 cm memberi kita banyak pembelajaran bagaimana kita membangun persahabatan. Film ini mengajari kita bagaimana bertoleransi.  Bagaimana saling mengingatkan  saat sahabat belum memperoleh keberhasilan. Dengan bahasa yang sama sekali tidak menyakitkan. Seperti saat mengingatkan Ian si gendut yang belum juga lulus dari S1--nya. Juga sering mengritisi Ian yang larut dalam hobi nonton VCD bokep. Dengan gaya memotiivasi yang sama sekali tidak menyakitkan akhirnya sukses juga Ian diwisuda.
 Merawat sebuah hubungan persahabatan tidak mudah. Tetapi di film ini kita belajar bagaimana memahami seorang sahabat. Bagaimana Arial tidak memiliki keberanian saat menghadapi cewek. Tetapi akhirnya ia berhasil mendekati seorang cewek yang ditaksirnya. Hal ini tidak terlepas dari sahabat-sahabatnya yang rajin memotivasi sekaligus menaikkan konfiden Arial.

Genta lebih menjadi lead di persahabatan ini. Ia yang mempunyai ide untuk break dulu selama tiga belum untuk tidak saling ketemu. Tentu ide ini banyak ditolak teman-temannya. tapi itulah seorang pemimpin .... toh akhirnya yang lain menyetujui. Tiga bulan dalam senandung rindu untuk tidak saling bertemu.

Akhirnya Genta pula yang mengingatkan kepada teman-temannya setelah 3 bulan. Mereka janjian di Stasiun Senen dengan pesan jangan lupa membawa peralatan pada umumnya orang mau kemping. Hanya sedikit Genta mengiformasikan kegiatan apa yang akan dilakukan tetapi ia hanya ingin punya sejarah spesial yang bisa diingat untuk lima sahabat.

Petualangan pun dimulai. Berangkat berenam dengan kereta ekonomi Matarmaja dengan tujuan Malang. Dari Stasiun Malang naik mobil bak terbuka menuju Ranuyoso. Ada yang menarik penggunaan KA Matarmaja yang berkelas ekonomi agak sedikit menghapus image bahwa film Indonesia umunya glamor dan sok mewah. Film ini berbeda. Film ini juga seperti mengajak kita berwisata bagaimana indahnya Ranupane, Ranuyoso, dan Kalimati yang banyak dibicarakan di kalangan pendaki. 

Pada umumnya pendaki di awal perjalanan sangat menikmati tetapi saat kondisi sudah mulai melemah bisa saja  hal ini  menjadi pemicu sebuah perubahan karakter. Masing-masing pendaki bisa menjadi  lebih sensitif dan emosional. Tetapi di sinilah bagaimana emosi mereka diuji untuk  saling menolong, saling memotivasi, bersabar untuk menanti teman tertinggal, saling memberi perhatian saat ada yang sakit. Tetapi rasa sakit dan lelah akhirnya terlupakan saat sampai di Mahameru puncak tertinggi di Jawa. 5 cm mengajari kita bagaimana fokus untuk mencapai obsesi dan cita-cita.

Dari tokoh Ian kita belajar bahwa untuk mencintai tanah air kadang kita harus tahu lebih banyak dulu tentang tanah air yang selama ini kita tempati. Ian yang rencananya akan melanjutkan kuliah ke Menchester toh akhirnya batal karena kesadaran yang muncul setelah ia bersusah payah mencapai Puncak Mahameru. Pengalaman batinnya mengajaknya untuk tetap tinggal dan berada di Indonesia. Dan dia tidak perlu lagi ke luar negeri. Negeri ini pun patut dan layak untuk tetap dijadikan rumah kita yang  dan cinta para anak bangsa. Terima kasih




Kamis, 20 Desember 2012

bundacahaya: Ibuku Perempuan Hebat

bundacahaya: Ibuku Perempuan Hebat

Ibuku Perempuan Hebat


Ya ...... aku mengatakannya ibuku perempuan hebat. Hebat karena ia telah berjuang membesarkan aku, kakak, dan adik-adikku. Dengan segala keterbatasan yang ada ibu tetap selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kami. Aku beruntung karena aku bisa melihat bagaimana ibu berjuang untuk membuat semua anak-anaknya  menjadi manusia-manusia merdeka, terdidik, dan mandiri. Sementara saat kecil aku terlelap dengan kemudahan dan nuansa manja di zona kasih sayang nenek-kakekku yang memang lebih enjoy. Kegiatan melihat bagaimana ibu berjuang  menjadi lebih obyektif karena aku tidak tinggal serumah.

Alhamdulillah berkat tangan kuat perempuan hebat ini kini benar-benar kami telah berada di setting goal yang sudah ibu obsesikan. Mereka telah mampu berkehidupan namun tetap ibu selalu ada di sela-sela ruang dan waktu kami. Peran ibu sekarang lebih sebagai simbol pemersatu anak-anaknya yang tersebar.  Saat tertentu semua berkumpul tujuannya satu hanya ingin melihat langsung bagaimana ibu. Ibu tidak lagi mau bepergian jauh karena memang sang perempuan hebat ini sudah mulai sering sakit. Semangatnya masih tetap seperti dulu tidak mau merepotkan yang lain karena sakitnya sehingga ia lebih suka di rumah. Entah kenapa saya lebih suka menyebut rumah ibu adalah rumah rindu ya ...... karena di sini selalu tumbuh kerinduan dari anak terhadap ibunya. Ibu yang hebat.

Berbicara masalah ibu ..... tetap sekali lagi saya katakan ibu adalah perempuan hebat. Kehebatan yang sampai sekarang saya kagumi adalah ia begitu piawai melayani kami anak-anak yang memiliki karakter beragam.  Karakter yang kadang membuat ibu menjadi marah, sebal, jengkel, tetapi juga saya percaya ada sikap kami yang membuat ibu bangga. Keberagaman karakter ini tidak membuat ia merasa kesulitan. Tangan dinginnya membuat kami memiliki kemampuan mental untuk survive. Sekalipun mungkin kalau dilihat dari kacamata sekarang mungkin ada sikap ibu yang kurang pas misalkan ibu tidak suka melihat anaknya menangis apa pun alasannya. Dulu kalau kami menangis cenderung dilarang karena menangis itu menurutnya tanda-tanda cengeng, ibu berkeinginan anak-anaknya tidak cengeng. Dan ternyata berguna sekali memang hidup ini tidak boleh cengeng dan tidak ada tempat untuk mereka yang cengeng.

Ibuku tetap perempuan hebat yang selalu kukagumi. Saat iamenanamkan nilai-nilai untuk anak-anaknya ia mengunakan pendekatan "pertemanan" tak ada sama sekali  kesan menggurui. Ia bukan guru namun ia paham metode bagaimana sebuah nilai harus ditanamkan. Ia tidak paham paedogogik tetapi ia akan bercerita dengan gaya komparasi, pembanding, dan contoh yang ada di sekitar terdekat. Metode bercerita sudah ia terapkan dibumbui dengan ibarat dan perumpaan .... mengasyikan kalau ibu bercerita. Bagiku ia pendongeng hebat. Ia tidak merasa terganggu saat ada yang memotong ceritanya hanya sekedar untuk bertanya dan dengan ringannya ia menjawab pertanyaan itu sehingga cerita semakin mudah dicerna. Sayang saat anak-anakku TK dulu cerita ibu sudah tercemari dengan tokoh-tokoh mistik seperti teluh, banaspati dsb. Aku kaget saat anak-anakku tahu hal ini. Positif thinking saja anak-anakku menjadi tambah pengetahuan.

Untuk perempuan yang hebat ini ada satu pesan yang sampai sekarang tetap diusahakan sebagai pedoman. Ia berpesan bahwa kehidupan itu tidak lebih seperti orang berjalan. Perjalanan itu tidak selamanya mulus mungkin saja ada lubang, ada kerikil, ada komentar, ada ranting yang mungkin membuat kepala kita terganggu, dan mungkin ada yang lainnya. Oleh karenanya saat kita berjalan tetaplah pandangan fokus ke depan. Jangan lupa sekali-kali tengok ke bawah dan sekali-kali tengoklah ke atas. Tidak boleh terus menunduk ke bawah tetapi juga tidak boleh terus-terusan mendongak  ke atas.Ternyata rentetan perumpaan itu memiliki makna filosofi yang cukup lumayan bernas. Makna filosofis yang bisa kita maknai adalah 1) Berjalanlah dengan pandangan fokus ke depan artinya di depan ada cita-cita yang harus dicapai dan membutuhkan keseriusan; 2) Sekali-kali tengoklah ke bawah artinya bahwa melihat ke bawah adalah melihat orang-orang yang bernasib kurang beruntung hal ini bertujuan menumbuhkan rasa syukur bahwa kita masih lebih beruntung. 3) Sekali-kali menengoklah ke atas artinya di atas adalah tempat orang-orang yang lebih sukses mendongaklah belajarlah bagaimana mereka bisa berhasil. Hal ini lebih untuk memotivasi agar mereka bisa sukses.

Ibuku perempuan hebat .................. terima kasih telah membesarkan, merawat, dan mendidik kami. Kami menjadi besar, kami menjadi kuat, kami menjadi terdidik tak lepas dari perjuanganmu. Tak satu pun benda yang bisa kuberikan setara nominal yang telah kami terima dari semua usahamu. Hanya terima kasih dan kekaguman yang bisa dipersembahkan untukmu Bu. Dan bagiku ibu adalah perempuan hebat yang selalu menginspirasi. Semoga ibu selalu sehat dan selalu baik-baik saja.

(Hari Ibu 2012 ...... untuk adik-adikku: Wa Anah, Insan, Lukman, Uus, Nining, Yana, dan anak-anakku Prita-Rizqi)


Senin, 03 Desember 2012

Surat Terbuka Untuk Pak Aceng Bupati Garut

Bupati Garut Pak Aceng HM Fikri (Hasil Gooling)

Assalammualaikum War.Wab. 
Selamat malam .....................
Pak Aceng Apa khabar? Semoga Pak Aceng baik-baik saja ya Pak. Saya suka dengan nama Bapak yang simpel dan mudah diingat. Saya juga suka dengan jabatan Bapak selaku Bupati di salah satu kabupaten di Jawa Barat ini mengidentikan anda seorang pemimpin bagi rakyatnya atau rakyat yang memilih anda.. Sebagai bupati tentunya Pak Aceng adalah orang yang "smart" minimal dalam hal mengatur strategi agar rakyat mau memilih Pak Aceng saat pilkada yang lalu. Hal lain dari yang saya suka adalah penampilan Pak Aceng saat berpeci hitam (seperti foto di atas) tampak sekali "Indonesia"nya sekaligus makhluk yang tampak cukup "religius" namun sekaligus mengingatkan saya dengan foto Aidit di buku sejarah saat saya masih sekolah. Sori ya Pak bukan saya menyamakan DN Aidit dengan anda namun inilah yang terlintas di benak saya.

Pak Aceng yang baik,
Saat Dicky Chandra mengundurkan diri saya termasuk orang yang tidak peduli. Namun sekarang saya agak sedikit menoleh untuk memikirkan "Mengapa Dicky Chandra mundur dan tak mau lagi berdampingan dengan anda?". Beberapa media memberi saya sedikit pengetahuan tentang mengapa Dicky mundur tetapi sama sekali itupun tidak memberi saya jawaban. Saya ingin  mendapat jawaban yang memuaskan yang bisa membuat saya berteriak, "Oh ..... karena itu toh Dicky mundur?". Keterpurukan anda sekarang sebenarnya peluang Dicky untuk kembali kekancah politik atau harapan saya Dicky  bisa kembali memimpin rakyat Garut. Tetapi tampaknya Dicky tidak mau mencalonkan lagi sebagai bupati maupun wakil bupati ...... sayang ya Dicky tidak mau lagi memimpin Garut. Sekalipun akhirnya saya tahu Dicky tidak mau karena memang ia tidak punya uang dan dia tidak ingin menggunakan sponsor untuk sumber dana. Mengapa Dcky "ogah" pakai sponsor secara tidak langsung Dicky tidak ingin jadi pimpinan yang di sampingnya ada pimpinan bayangan. OK Dicky ..... itu hak anda tetapi manusia setiap saat bisa berubah. Dan Anda pun punya hak untuk mengubah jawaban yang terlontar hari ini.

Pak Aceng yang tetap saya hormati ........
Bagaimana khabar Fani Octora mantan istri siri Pak Aceng? Saya memastikan jawaban anda adalah tidak tahu atau tidak mau tahu. Iya kan Pak? Tetapi yang jelas Fani telah membuat anda "galau dan gelisah" ..... sori kadang sok tahu saya muncul. Fani membuat anda diburu oleh banyak wartawan, Gubernur Jabar pun memanggil anda malam ini, Istana pun berkomentar dan menunggu berita dari Mendagri, lalu ....... banyak orang mempertanyakan sikap anda terhadap Fani. Saya percaya deh anda galau sekalipun Priyo dari Golkar mengomentari tentang kasus anda bahwa setiap orang memiliki standar moral yang berbeda. He ..... he .... he ..... Cak Priyo komentarmu wis dipikirno tah?

Pak Aceng yang diharapkan bisa bijaksana ........
Ada seorang gadis remaja bertanya dan mengomentari kasus anda, "Jangan-jangan Bupati Garet itu tidak paham gender?" katanya. Kalau anda tidak terima dengan pertanyaan itu tulis saja jawaban di surat ya Pak. Sori untuk yang kedua kalinya. Dari kasus anda dengan Fani mengundang reaksi banyak kalangan beberapa hal yang dipertanyakan tentang kasus anda:
1) Perkawinan anda dengan Fani adalah hak anda cuma sangat disayangkan anda coba-coba    dengan bernaung dibalik tirai "siri". Sadarkah anda saat melakukan pernikahan ini?,  2) Perkawinan siri adalah perkawinan yang sah secara agama,pahamkah apa  yang sedang anda lakukan?Dengan lebel bupati yang anda sandang tidak berarti anda boleh 
"main/mempermainkan aturan agama". Kecuali anda memang ingin dicibir banyak orang, 3) Alasan anda menceraikan Fani karena Fani sudah tidak "perawan lagi". Dinikahi hanya empat (4) hari dan diceraikan lewat SMS. Astagfirllah ......  istigfar   ya Pak, anda pemimpin apa  yang  anda lakukan akan menjadi sorotan semua pihak. Cara yang anda lakukan sangat tidak pantas dilakukan seorang pemimpin, 5) Populeritas anda akhir-akhir ini naik tetapi bukan karena keberhasilan anda memimpin Garut. Sangat disayangkan populeritas anda naik hanya karena urusan perempuan atau lebih karena urusan syahwat. jangan lupa istigfar ya Pak, 6) Dicky Chandra telah meminta maaf untuk masyarakat Garut karena malu dengan perilaku anda yang terekspos secara nasional.Saya percaya hati kecil anda ingin berbuat  seperti  Dicky tetapi mungkin masih ada dalam tabir gengsi. Kesadaran anda ditunggu ya Pak Aceng, dan 7) Pak Aceng, saya percaya ibu anda seorang perempuan. Pertanyaan saya, bagaimana seandainya Ibu anda ada yang memperlakukan seperti anda memperlakukan seperti Fani saat ini?

Pak Aceng yang saya harapkan  tetap berhati  mulia,
Sori ya pak surat terbuka ini saya tulis karena ruang tempat saya bebas membaca  berupa hamparan tulisan dari berbagai media telah diserobot berita tentang anda. Dan saya ingin meresponnya. Pesan saya perlakukanlah perempuan dengan baik seperti agama mengajarkan kita. Tak ada manusia yang tidak pernah salah ... Pak, jadikan semua ini pembelajaran yang berguna. Selamat bertugas Pak Aceng. Terima kasih.
     
   

 Surabaya, 3 Desember 2012

          BC

             

 


Selasa, 13 November 2012

Rafting di Kaliwatu Batu, Mangasyikan


Mengasyikan itu kata yang tepat saat mengikuti rafting di Kaliwatu Batu. Peserta evaluasi dan sinkronisasi Program PFNI Dinas pendidikan Jawa Timur difasilitasi untuk mengikuti kegitan ini. Sayang banyak peserta yang tidak tergerak untuk mengikutinya. Beberapa ibu yang kamarnya dekat dengan saya awalnya "ogah-ogahan" sengaja saya profokasi untuk ikut. Alhamdulillah 2 ibu akhirnya ikut. Gambar di atas saat menunggu dua ibu  yang siap berangkat.
 Sementara gambar samping adalah persiapan peserta menuju base camp untuk rafting. Bukan sedan atau kendaraan mewah lainnnya yang dijadikan alat transportasi menuju base camp melainkan pick up terbuka. Sebenarnya ada rasa was-was saat menaiki kendaraan bak terbuka ini besi pengaman yang sekaligus berfungsi sebagai pegangan tangan penumpangnya sering berbunyi "kreyat-kreyot" dan kadang bergoyang. Apalagi saat pulang hujan besar mengguyur kami terapi wipper mobil ini mencuat kjalane atas tidak menempel di kaca depan sang sopir saya membayangkan betapa sopir kerepotan melihat . Belumlagi jalanan yang naik, turun, menikung, dan sempit lenkap sudah sebagai soal "uji nyali" Tetapi Alhamdulillah disamping kepiawaian kru "Kaliwatu Rafting" yang "OK" juga Kebesaran Illahi Rabbi sampailah kami ke hotel dengan selamat. Alhamdulillah ....... dengan kondisi baju yang basah kuyup dan badan menggigil karena dingin.


"Semangat" kata Bu Asri kepala seksi di PNFI Dinas Pendidikan Jawa Timur. Ada yang saya kagumi dari perempuan satu ini, beliau "smart". Dan jiwa asertifnya yang kadang membuat siapa pun menjadi respek kepada beliau. hati-hati dengan para perokok karena dari beberapa kalimat yang sering terlontar darinya ia sangat tidak setuju dengan kegiatan merokok. Kalau mau tanya tentang gender beliau orang yang paling tepat sebagai nara sumber. saat rafting saya termasuk orang yang memberi cipratan air karena selama kegiatan tampak diam dan bajunya kok tampak belum bash akhirnya muncul "keusilan: untuk mencipratinya. Sekalipun saya tahu dialah orAng pertama yang turun ke sungai saat rombongan lain masih berada di bibir sungai.

      Di basecamp Kaliwatu rafting peserta mendapat banyak penjelasan teknis sebagai bekal saat berkegiatan. Peserta diberi bimbingan teknik oleh Mas Wareng yang lucu  dimulai dari cara menggunakan dayung. Saya baru tahu kalau aba-aba "maju"  ternyata pendayung harus meletakan dayungnya di belakang dan sebaliknya. Sementara cara memegang dayng yang benar adalah ibu jari kita diletakkan di bawah pengait pegangan. Fungsi pelampung lebih untuk pengaman apalagi bagi mereka yang tidak bisa berenang. Intinya yang penting tidak panik dan tetap mengikuti arahan di bintek tadi. 

Pada saat briefing untuk teknik rafting ada satu hal yang menarik. Mas Wareng selaku koordinator kru kaliwatu Rafting memotivasi peserta bahwa kedatangan peserta ke Kaliwatu untuk bersenang-senang sambil mengangkat lengan kanan dan jarinya digerakan bagai seekor ular sedang berjalan. Lalu dengan semangat dan riang dilanjutkan dengan perintah tatap mata teman terdekatnya lalu tunjukkan telunjuknya ke atas nyanyikan, "tang ting ting tang ting tong" mendengar suara ini mereka pun tersenyum bahkan ada yang tertawa. Ya ..... tertawa tersenyum adalah indikator kita sedang "bersenang-senang".

      
 Di kegiatan ini lebih banyak senyum dan tawa. Ada fenomena  egaliter tak ada lagi lebel jabatan dan anak buah, Lepas sementara gaya "jaim/jaga imaje". Entah sadar atau memang benar-benar ingin "bersenang-senang" seorang bapak berenang dan bermain air saat perahu kami transit sementara untuk istirahat. Sementara beberapa perahu terbalik karena sengaja dibalikkan oleh perahu milik rekannya. Muncul kebersamaan. Sekaklipun masih ada seorang ibu yang selalu berpegangan di paha saya dan tak sabaran untuk segera pulang. Saya hanya mengatakan, "kasihan ibu ini tidak dapat menikmati". Riang dan menyenangkan seharusnya momentum ini terjaga terus sampai di tempat kerja. Karena rasa gembira dan menyenangkan adalah modal yang sangat berguna karena berdampak meningkatkan  kinerja seseorang.


         Rafting hanyalah sebuah media untuk berkegiatan bersama. Media ini sebenarnya jauh lebih memilkiki manfaat untuk kepentingan organisasi bila didesain lebih cermat dan penuh perhitungan. Dari kegiatan ini kita bisa medapat  pengalaman dengan tujuan membuka wawasan baru yang namanya "perubahan" setiap anggota organisasi. Desain mini kegiatan di rafting bisa dijadikan simbolisasi bahwa adanya kegembiraan, egaliterian, kebersamaan, keberanian, dipadukan satu satu menjadi sebuah persepsi yang untuk modal kita meraih cita-cita organisasi.


           Mengapa di kegiatan rafting ini bernuansa kebersamaan? Ya ..... ada kebersamaan hal ini disebabkan peserta merasa dalam satu kegiatan. Dalam kegiatan ada rasa yang sama yaitu penasaran. Ada rasa takut melihat aliran sungai dengan batuan besar yang bagi orang kota pemandangan ini tidak familiar. Dan rasa takut lain misal perahu terbalik, kepala terantuk batu atau hal-hal yang mencemaskan lainnya. Ada kebersamaan bagaimana mengelola rasa takut bersama-sama. Sekalipun akhirnya rasa takut berubah menjadi hal yang menyenangkan.
            Hal lain yang bisa didapat dari kegiatan ini adalah membangkitkan rasa berani. Pada dasarnya setiap orang sudah dibekali rasa "berani" sayangnya "rasa" ini karena  sesuatu hal sering tersembunyi. Sekali waktu keberanian ini harus dimunculkan. Keberanian sebenarnya dapat berfungsi membantu memunculkan jiwa asertif. Jiwa asertif adalah sikap tegas. Tanpa keberanian sikap tegas tak akan pernah ke permukaan yang pada akhirnya kita menjadi manusia "kerdil" yang bisanya menggerutu di belakang karena tidak berdaya untuk menolak suatu kebijakan.
           Mendesain kegiatan rafting untuk kepentingan organisasi bukan hal yang tidak mungkin. dengan kegiatan ini  budaya organisasi yang diinginkan akan berjalan dengan baik dan akan sukses mencapai cita-cita yang diinginkan organisasi. Di kegiatan ini anggota organisasi bisa bersama-sama secara sadar untuk memperrat silaturahim dengan tujuan menyamakan persepsi dan merapatkan barisan untuk bedrgerak serempak menggapai cita. Terima kasih Panitia Evaluasi dan Sinkronisasi PNFI Dinas pendidikan Jatim.

Minggu, 29 Juli 2012

Mengintegrasikan Tugas dan Ibadah di Ramadhan

Sebelum memasuki bulan Ramadhan saya membayangkan bahwa pekerjaan di kantor selama bulan puasa ini akan lebih ringan dan santai. Sayangnya itu hanya sekedar bayangan keinginan, kenyataannya kesibukkan tetap sama. Iya sih jam kerja berkurang antara 1,5  sampai 2 sehingga bisa pulang beberapa jam sebelum berbuka. Mungkin ini yang menyenangkan.

Memasuki hari pertama dan kedua puasa ada kantuk  yang tidak bisa diajak kompromi. Hal ini terjadi mulai pukul 9 saya merasa sangat terganggu dengan kondisi ini. Saya cukup memikirkan penyebabnya akhirnya diputuskan hari ke-3 off dari minum obat batuk kemungkinan ini penyebabnya. Alhamdulillah selanjutnya kantuk itu datang saat sehabis dhuhur tetapi tidak lagi mengganggu. Karena bisa memanfaatkan masjid untuk sekedar meluruskan kaki seusai dhuhur.

Awal Ramadhan jamaah dhuhur khusus putri meluber. Akhirnya diputuskan untuk menunggu karena pintu jamaah putri tidak dapat dibuka saking banyaknya jamaah. Ada jadwal  tetap kultum seusai dhuhur ...... beberapa kali mengikuti sayang sangat tidak menarik baik dari sisi tema, pengungkapan, sama sekali tidak eksplor  ya .... tampak ala kadarnya. Selanjutnya ambil sikap untuk tidak mengikutinya. Sekalipun tetap dhuhur seusai jamaah pertama tauziah bisa diganti via internet di tab milikku tinggal pilih dan bisa dikomentari bila memungkinkan.

Tentang kinerja di awal Ramadhan .... wow super sibuk. Ada yang sudah deadline. Lalu kenapa kok sepertinya semua "gupuh"? Bukankah ini program tahunan yang seharusnya bisa mengalir ? Hasil pencermatan saya yang mungkin keliru "masalah disposisi" saja, sederhana kan? Kemampuan seseorang sangat signifikan terhadap hasil kerja yang efektif dan efesien. Disposisi harus ditujukan kepada orang yang berkemampuan tepat. Atau mungkin alasan pemberdayaan semua? Ya kalau tidak mampu kenapa harus diteruskan hal ini membuat repot semua. Akibatnya kesibukan terjadi hanya karena harus mengulangi pekerjaan yang telah dikerjakan oleh orang yang belum memiliki kemampuan yang sesuai.

Ada strategi untuk evaluasi peristiwa di atas di antaranya: 1) Pimpinan harus memahami kemampuan setiap anak buahnya, 2) Berikan beban tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak buah, dan 3) Buat program di awal tahun sekaligus penanggung jawab (siapa bekerja apa dan kapan).

Tulisan ini tersusun dari keprihatinan adanya kesibukan yang seharusnya tidak terjadi. Juga ada kepedulian terhadap anak buah yang memiliki potensi bagus akan menjadi kehabisan energi hanya karena urusan seperti ini. Di bulan baik ini saya bernawaitu untuk mengintegrasikan kinerja dengan ibadah mengaharap ridlo Illahi seraya menangguk tebaran pahala di sucinya Ramadhan. Setulus hati tanpa ada benci demi kinerja yang lebih baik.






Di bulan baik ini 









Minggu, 15 Juli 2012

Selamat Datang Ramadhan

bunda cahaya.facebook

Selamat datang Ramadhan
Sepekan lagi kauhadir
Ada kerinduan segera menemuimu
Saat mendekati berbuka kenikmatan diujung lapar
Ada keriangan bersama lantunan "Allhumma lakasumtu" terkumandangkan
Seteguk teh hangat menghapus semua haus
Wajah segar terpapar air wudlu menemuiMu di waktu magrib
Kelayuan sirna tanpa bekas
Rindu ini mendekap  ada rasa tak sabar
Ingin segera menemuimu
Di Ramadhan semua menjadi teratur tertib
Bangun pagi untuk sahur
Berpuasa di siang hari
Ta'jil mengawali buka saat adzan magrib terdengar
Tak lama melangkah ringan menuju mushola
Tarawih pun terlaksana
Ada doa berbeda dengan Ramadhan lalu
Ada semangat  berbagi yang meningkat
Namun ada penyesalan saat ada yang terlewatkanSemua mengalir .... ada kerelaan di dinding-dinding nurani
Bukan ... semua bukan karena ingin pujian
Tetapi merasa ada kedekatan  denganMu ya Rabb
Rabb, ridloi kan kutapaki indahnya  Ramadhan esok
Amin




"Juknis Bantuan PAUD Inklusi dan TKLB", Anda Membutuhkan?

http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/02/09.-Juknis-Bantuan-PAUD-Inklusi-dan-TK-LB.pdf

Selasa, 10 April 2012

Bu, Nama Saya Rivai




Siang hari begitu teriknya mata hari Surabaya. Malas rasanya keluar dari nyamannya udara berAC di mobilku. Setelah kuturunkan anakku di gerbang sisi mall pasar Atum kendaraan tetap melaju pelan menyusuri jalan stasiun Semut. Aku mencari parkir di jalan itu karena memang menghindari parkir di gedung bertingkat terus terang tidak PD parkir di ketinggian. Akhirnya aku dapat parkir paralel di warung kecil pas di seberang lobby mall pasar atom. Alhamdulillah.

Sambil menunggu anakku aku tetap berada di dalam mendengarkan musik. Nyatanya aku bosan kutinggalkan mobilku aku duduk di bangku warung kecil yang ternyata berjualan minuman. Biasa, aku pesan kopi susu panas sambil membunuh rasa bosan karena menunggu. Tak peduli semua pembeli laki-laki, pikirku yang penting aku punya duit untuk membeli secangkir hangatnya kopi susu kesukaanku.

Sempat aku tanya kepada pemilik warung karena begitu lamanya kutunggu hanya untuk secangkir kopi. Aku dapat jawaban bahwa airnya masih dijerang. OK lah saya menunggu dengan kesabaran. Yang pada akhirnya kopi pun disajikan di hadapanku, wow panasnya .... kutuang di lepek (piring kecil) kutunggu agak dingin. Sedikit demi sedikit kunikmati .... sedikit membunuh kebosanan cukup menyegarkan di teriknya matahari jam 2 siang.

Belum habis kopi di cangkirku anakku suda selesai urusannya. Aku cuma pesan tunggu kopi belum habis tapi toh ... akhirnya tak kuhabiskan karena tak lagi ada kenikmatan ketika minum kopi tanpa ketenangan. Kubayar semua ternyata harga secangkir kopi sudah inklud dengan parkir kendaraan. Oh ... aku baru tahu bahwa si pemilik warung itu merangkap tukang parkir lengkap dengan seragam parikir berlogo Kota urabaya. Ya ..... aku baru paham.

Tak lupa aku pamitan. Dan si pemilik warung kecilpun berganti peran memandu kendaraanku untuk hengkang dari depan warungnya. Sambil memandu parkir pemilik warung tadi berkata, "Ibu dari Cirebon ya?" sambil melirik nomor kendaraanku.
"Ya ..... Pak," Jawabku sigap.
"Bu, saya juga asli Cirebon di Galunggung, nama saya Rivai".
 

Akhirnya terjadi dialog panjang .... sengaja kendaraan tidak jadi saya nyalakan mesinnya. Baru sadar saat anakku berkata, "Ayo ... Bu pulang." Sambil berseloroh aku mengutarakan pesan, "Kalau aku belanja lagi titip parkir khusus di sini ya". Senyumnya menyetujui dengan pesan agar aku telepon dulu biar tempatnya disiapkan. "Terima kasih ya Pak Rivai."

Jumat, 30 Maret 2012

Pejabat, Klenik, dan Mutasi

Hampir tak percaya saat seorang pejabat yang terkena mutasi mempertautkannya dengan masalah klenik. Cukup mengherankan bagi saya seorang pejabat percaya dengan hal tersebut. Testimoni sang pejabat terlontar saat brifing singkat pamitan untuk menempati kantornya yang baru. Tetapi saya juga salut atas keberaniaannya mengungkap hal tersebut di rapat terbatas staf. Bukankah pada umumnya orang apalagi pejabat yang percaya klenik cenderung senbunyi-sembunyi? Sebagai seorang muslim ia sering terlihat sholat di masjid kantor waktu dhuhur maupun ashar. Saya boleh mengatakannya termasuk pejabat yang rajin sholat sekalipun beberapa kali ia ada di ruanggannya saat lelaki lain mengerjakan ibadah sholat Jumat. Tanpa bermaksud mengerdilkan kebiasaan religusnya kepercayaannya kepada klenik membuat ada perubahan persepsi di kepala saya. Namun hal ini membuat saya mencoba mengetahui lebih jauh "klenik" tanpa harus saya mempercayainya. Tulisan ini pun tak bermaksud untuk mendiskreditkan seorang pimpinan/pejabat yang percaya klenik.Saya tidak punya kepentingan di situ. Hanya ada yang menggelitik di sisi-sisi nurani untuk lebih mengungkap apa, bagaimana, dan mengapa dengan yang namanya klenik. Saya juga tidak punya hak melarang orang untuk percaya terhadap klenik. Hidup bagi saya pilihan, silakan memilih yang disukai atau paling disukai. Apa sih sebanarnya makna klenik? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makna klenik adalah kegiatan perdukunan (pengobatan dsb) dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Sementara Hotman J Lumban Tobing dalam Tabloid Reformatika mensejajarkan makna klenik dengan mistik dan misteri. Ketiganya memberi makna umum hal yang tak terjangkau oleh nalar manusia atau hal ghaib.Lebih lanjut ia mengatakan bahwa nyatanya, dunia ini dipenuhi orang-orang yang percaya pada klenik, percaya yang gaib, percaya mistik. Sementara pemilik blog Rasa Sejati memaknai klenik dengan pendekatan kultur. Kata “klenik” ada didalam kultur Jawa, ada di dalam bahasa Jawa. Arti yang sebenarnya adalah sesuatu yang tersembunyi. Hal yang dirasahasiakan untuk umum. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik. Selanjutnya silakan pembaca memaknai kata klenik dengan rangkaiaan kata yang bebas anda ambil dari berbagai referensi. Sekali lagi saya tidak akan pernah mendefinisakan kata tersebut. Namun kalau saya tarik benang merah saya sebagai penganut Islam secara eksplisit agama saya mengakui adanya alam ghaib. Pertanyaannya samakah klenik seperti yang dimaknai di atas? Sebagai orang cukup memiliki toleransi terhadap prinsip keberagaman/multikulturis bagi saya tidak ada masalah setiap orang untuk percaya atau tidak percaya terhadap klenik selama itu dilaksanakan untuk kebaikan bersama. Lalu adakah hubungan mutasi pejabat dengan klenik? Mungkin jawabannya adalah bisa 'ya' dan bisa 'tidak'. Tergantung personalnya.

Sabtu, 03 Maret 2012

bundacahaya: Ada "Santri Gaul" Di Film Negeri 5 Menara

bundacahaya: Ada "Santri Gaul" Di Film Negeri 5 Menara

Ada "Santri Gaul" Di Film Negeri 5 Menara




Awalnya tak ada niatan untuk menonton film ini. Ada flatform negatif di persepsiku tentang film dengan setting pondok pesantren (ponpes) ya .... paling-paling  ada aroma perempuan yang dinomor sekiankan kemudian bumbu lainnya adalah poligami. Karena hal itulah tidak ada ketertarikan untuk membaca novelnya untuk sekedar membaca sinopsis filmnya pun sama sekali tak tergerak. Saya memang sempat tanya kepada anakku yang nomor satu  tentang makna "man jadda wajada" jawabanpun langsung saya  terima tapi belum ada respon serius untuk memikirkannya.

Sore Sabtu sepulang mengajar di S-1 PAUD saya merasa ada waktu kosong yang bisa dibuat untuk jalan-jalan sekedar refresing. Saat itulah kembali teringat jawaban anakku tentang makna "man jadda wajada". Mulai ada ketertarikkan dengan maknanya dengan harapan filmnya bagus dan tidak mengecewakan. Spontan saya ajak anak-anak di rumah  untuk nonton , ya mereka OK biasa asal digratisi. Tujuan lainnya adalah mengenalkan mereka terhadap dunia ponpes.

Ya ... ternyata sejak awal film diputar ada kekaguman mulai muncul yang terus menerus tanpa jeda. Dari sisi gambar cukup indah kita diajak keliling  indahnya Danau Maninjau tempat tokoh utama (Alif) dan Randa bermain. Rumah-rumah khas Minang,  kegiatan pasar ternak (kerbau), dan  saat Alif dan ayahnya  naik bus menuju ke Jawa  bus yang dinaiki pelan merambat menaiki bukit dengan latar belakang pantai ... wow elok sekali.   Ada yang disayangkan tentang  taruhan durian runtuh  di hutan Bukit Barisan antar keduanya tidak dikspresikan dengan gambar penonton hanya diberi sekedar cerita dari kedua tokoh ini. Coba skuel gambar tentang taruhan  durian ini dimunculkan betapa penonton menjadi lebih kaya kepuasan.

Ya ... Alif (saya lebih suka mengatakannya remaja "coolon") berangkat ke tanah Jawa dengan dilema. Satu sisi ia ingin ke ITB sisi lain ia harus mematuhi saran ibunya untuk tes di Pondok Pesantren Madani di Ponorogo Jawa Timur. Ia bimbang walaupun pada akhirnya ia memilih untuk patuh terhadap keinginan ibunya yang berharap Alif bisa seperti Buya Hamka. Sementara Alif terobsesi ingin menjadi Habibie.

Akhirnya Alif mengikuti tes masuk di Ponpes Madani. Sempat penonton agak dibuat sport jantung saat bulpoin yang digunakan menjawab soal-soal tes kehabisan tinta. Untunya ia diberi pena ayahnya saat berangkat. Tes Alif lulus akhirnya sang ayah pun harus kembali ke Sumatera sementara Alif memulai menjalankan kehidupan pondok seperti yang diinginkan ibunya.

Seting Ponpes Madani ...... ahai ternyata adalah Ponpes Gontor. Tiga kali saya mengunjungi ponpes ini desain masjidnya yang membuat saya teringat kembali. Pertama saya bersama almarhum dan teman-teman peserta kursus baca Quran dari Masjid Al Falah Surabaya. Kedua saat survey untuk kunjungan guru-guru SD tempatku mengajar. Ketiga kunjungan studi bersama teman-teman guru SD segugus. Kesan saya saat itu adalah sebuah kesederhaan yang selalu melahirkan keluarbiasaan. Saat itu ada keinginan untuk menyekolahkan anak-anakku di sini walaupun ada alur lain yang  dianugerahkan Nya kepada saya dan anak-anak.Tetapi kekaguman saya terhadap ponpes ini senantiasa melekat sampai detik ini. Dan menonton film ini mengobati rinduku terhadap situasi  pembelajaran benar-benar yang efektif.

Awal memasuki kelas pembelajaran hari pertama Ustad Salman mengenalkan dirinya. Para siswa agak tercengang saat Ustad muda ini membawa samurai dan sebatang kayu. Tanpa banyak bicara ustad Salman memotong berkali-kali samurai dibacokkannya ke batang kayu. Agak susah akrena samurai itu tumpul. Pada akhirnya kayu tadi terpotong menjadi 2 potongan. Ya .... dalam proses yang penting "bersungguh-sungguh" itu hal yang angin disampaikan Ustad Salman. Sentuhan emosi pun ditularkan yang pada akhirnya semua siswa meneriakan "man jadda wa jada" meresapi .... , memaknai ..... yang pada akhirnya menjadi motivasi dan pemicu sekaligus energi kuat untuk berlari menggapai mimpi.

Alif masuk di kelompok Indonesia I. Ya memang pas nama itu karena 6 santri  di kelompok ini berasal menyebar dari pelosok nusantara. Ada Baso dari Goa, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Raja dari Medan. Cerita bergulir Baso yang selalu menghapal Quran di bawah menara, ada Said yang pintar konversation. Persahabatan keenamnya terjalin. Saat menunggu magrib mereka selalu beristirahat di bawah menara. Menara itu pun menjadi tempat berkomitmen dan membangun mimpi 6 bersahabat. Mereka mengklaim kepemilikan dengan menyebutnya "Sahibul Menara".

Di bawah menara itu mereka mereka berdiskusi, bermimpi, dan mencari solusi. Awan yang tampak terlihat jelas dari bawah menara tempat mereka beristirahat dijadikan media mimpi mereka. Serpihan-serpihan awan bagi mereka adalah cita-cita. Alif melihatnya adalah  negeri Paman Sam, sementara teman lainnya ada yang menandainya dengan Kampus Al Azhar di Mesir, London, dan juga cukup sekedar Indonesia. Ya .... dari sebuah persahabatan, kuatnya komitmen, semangat  berkobar, dan mau berproses dengan bersungguh-sungguh film ini ditutup dengan keberhasilan mereka.

Keenamnya lebih sering dalam tampilan ceria dan gaul. Bagaimana mereka menjadikan keponakan Kiai Rais yang cantik sebagai topik pembicaraan. Untuk sang keponakan kiai ini Alif mau bersusah payah bertamu hanya untuk menikmati kecantikan sang keponakan. Cukup manusiawa selama aini ponpes sulit mengungkap hal-hal seperti ini. Tetapi juga ada air mata  di film ini. Saat Baso harus kembali ke Goa karena harus merawat neneknya yang sakit. Tanpa rasa bersalah sebagai laki-laki yang selama ini ada kata "tabu laki-laki menangis" air mata mereka tercurahkan.  Toh laki-laki pun tak perlu  malu untuk menangis dan air mata juga tidak mengurangi "kelelakian" mereka saat melepas sang sahabat untuk kembali ke Goa dan tidak lagi kembali ke ponpes. Sebuah perpisahan yang mengharukan.



Sementara film ini pun menampiilkan sosok kiai yang cukup berpandangan modern. Memposisikan diri lebih ke fasilitator. Mau memberi kesempatan kepada santrinya sebagai subyek. Jangan kaget di film ini tak menekspos bagaiman santri begitu mendewakan sang kiai. Saat kelompok 6 ini memiliki ide untuk membantu membetulkan genset yang selalu mati. Mereka diterima di rumah sang kiai di ruang tamu dan cukup egliter duduk pun sama-sama di kursi tamu. Saya pernah tahu di salah satu ponpes ketika santri bertamu di rumah kiai  sang kiai duduk di kursi sementara santri duduk di lantai. Dan Kiai Rais memfasilitasi semua usulan kelompok 6. Yang pada akhirnya karena jasa mereka genset tak pernah lagi mati.

"Manjadda wa jada" akhirnya mengantarkan keenanmnya menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat. Tidak hanya dalam tataran berguna tetapi mereka telah sukses mewujudkan ikrar mereka berupa mimpi yang dituliskan di talam  komitmen. Sebaiknya film ini ditonton oleh orang tua, pendidik, atau pun anak, dan remaja yang  sedang berproses meraih cita-cita. Banyak pembelajaran yang bisa diperoleh dari film ini ada cinta anak terhadap ibu, ada keteguhan hati dalam meraih cita, ada persahabatan, ada pimpinan yang berperan sebagai fasilitator. Selamat menonton ya.




Senin, 23 Januari 2012

bundacahaya: Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD Berbasis TPQ

bundacahaya: Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD Berbasis TPQ

Minggu, 22 Januari 2012

Belajar Bangkit dari Keterpurukan Melalui Film "Hafalan Shalat Delisa"



Delisa gadis kecil yang cantik, lugu, namun cerdas, memiliki hobi yang berbeda dengan anak perempuan lainnya yaitu bermain sepak bola. Hobi ini yang menggambarkan sosok dia yang egaliter menerobos batas gender. Penuh semangat itulah gambaran tokoh sentral di Film Hafalan Shalat Delisa. Sepertinya kondisi menyedihkan dampak dari tsunami tidak membuatnya harus berlama-lama tersedu sedan dan meratapi nasib. Ada semangat dari tokoh ini yang bisa diadopsi oleh siapa pun terutama mereka yang dalam kondisi terpuruk.


Hampir semua tahu bagaimana kondisi Aceh saat tertimpa musibah tsunami sekian tahun lalu begitu dasyatnya. Memperorakporandakan impian dan cita-cita semua warga Aceh yang tertimpa musibah ini. Termasuk keluarga bahagia Delisa. Ia harus kehilangan ibu yang dicintainya, tiga kakaknya, serta terpisah dari ayahnya yang sedang bekerja sebagai pelaut. Sekalipun pada akhirnya ia dipertemukan di rumah sakit saat dirawat.


Pasca dirawat ia pulang dengan kaki yang sudah diamputasi. Hidup berdua dengan ayahnya yang digambarkan sering kecewa karena masakan ayahnya tidak seenak masakan ibunya.Konflik antara Delisa dan ayahnya digarap begitu menyentuh sisi kemanusiaan. Bagaimana sang ayah marah saat Delisa tak mau makan masakaannya yang dikatakan terlalu asin. Marah, putus asa, kecewa itu ekspresi sang ayah. Keduanya bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Kemarahan yang muncul sebenarnya adalah ketertekanan ujian hidup yang amat berat.

Di film ini ada simbol kalung dengan leontin huruf D. Kalung yang dibelikan oleh ibunya sebagai hadiah yang sangat diharapkan Delisa. Kalung ini hanya akan diberikan saat Delisa lulus ujian sholat. Usaha keras Delisa digambarkan dengan bagaimana  Delisa menghafal kalimat-kalimat yang ada dirangkaian doa shalat. Film ini menggambarkan bagaimana antusiame warga Aceh saat ujian shalat berlangsung. Saat ujian praktek begitu besar antusiasme orang tua murid untuk melihat dan mengikuti pembelajaran. Menguatkan Aceh sebagai Kota Serambi Mekah. Sayangnya saat ujian shalat inilah diceritakan tsunami menerjang.



Ada banyak hal yang bisa kita peroleh dari film ini. Keterpurukkan nasib kadang tidak pandang bulu siapa pun bisa memungkinkan menghadapinya. Saat keterpurukan hadir tak perlu terlalu lama meratapi tetapi segaralah bangkit. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam "era kebangkitan" itu. Delisa banyak memberi contoh di film  ini.