Selasa, 10 April 2012

Bu, Nama Saya Rivai




Siang hari begitu teriknya mata hari Surabaya. Malas rasanya keluar dari nyamannya udara berAC di mobilku. Setelah kuturunkan anakku di gerbang sisi mall pasar Atum kendaraan tetap melaju pelan menyusuri jalan stasiun Semut. Aku mencari parkir di jalan itu karena memang menghindari parkir di gedung bertingkat terus terang tidak PD parkir di ketinggian. Akhirnya aku dapat parkir paralel di warung kecil pas di seberang lobby mall pasar atom. Alhamdulillah.

Sambil menunggu anakku aku tetap berada di dalam mendengarkan musik. Nyatanya aku bosan kutinggalkan mobilku aku duduk di bangku warung kecil yang ternyata berjualan minuman. Biasa, aku pesan kopi susu panas sambil membunuh rasa bosan karena menunggu. Tak peduli semua pembeli laki-laki, pikirku yang penting aku punya duit untuk membeli secangkir hangatnya kopi susu kesukaanku.

Sempat aku tanya kepada pemilik warung karena begitu lamanya kutunggu hanya untuk secangkir kopi. Aku dapat jawaban bahwa airnya masih dijerang. OK lah saya menunggu dengan kesabaran. Yang pada akhirnya kopi pun disajikan di hadapanku, wow panasnya .... kutuang di lepek (piring kecil) kutunggu agak dingin. Sedikit demi sedikit kunikmati .... sedikit membunuh kebosanan cukup menyegarkan di teriknya matahari jam 2 siang.

Belum habis kopi di cangkirku anakku suda selesai urusannya. Aku cuma pesan tunggu kopi belum habis tapi toh ... akhirnya tak kuhabiskan karena tak lagi ada kenikmatan ketika minum kopi tanpa ketenangan. Kubayar semua ternyata harga secangkir kopi sudah inklud dengan parkir kendaraan. Oh ... aku baru tahu bahwa si pemilik warung itu merangkap tukang parkir lengkap dengan seragam parikir berlogo Kota urabaya. Ya ..... aku baru paham.

Tak lupa aku pamitan. Dan si pemilik warung kecilpun berganti peran memandu kendaraanku untuk hengkang dari depan warungnya. Sambil memandu parkir pemilik warung tadi berkata, "Ibu dari Cirebon ya?" sambil melirik nomor kendaraanku.
"Ya ..... Pak," Jawabku sigap.
"Bu, saya juga asli Cirebon di Galunggung, nama saya Rivai".
 

Akhirnya terjadi dialog panjang .... sengaja kendaraan tidak jadi saya nyalakan mesinnya. Baru sadar saat anakku berkata, "Ayo ... Bu pulang." Sambil berseloroh aku mengutarakan pesan, "Kalau aku belanja lagi titip parkir khusus di sini ya". Senyumnya menyetujui dengan pesan agar aku telepon dulu biar tempatnya disiapkan. "Terima kasih ya Pak Rivai."