Jumat, 30 Maret 2012

Pejabat, Klenik, dan Mutasi

Hampir tak percaya saat seorang pejabat yang terkena mutasi mempertautkannya dengan masalah klenik. Cukup mengherankan bagi saya seorang pejabat percaya dengan hal tersebut. Testimoni sang pejabat terlontar saat brifing singkat pamitan untuk menempati kantornya yang baru. Tetapi saya juga salut atas keberaniaannya mengungkap hal tersebut di rapat terbatas staf. Bukankah pada umumnya orang apalagi pejabat yang percaya klenik cenderung senbunyi-sembunyi? Sebagai seorang muslim ia sering terlihat sholat di masjid kantor waktu dhuhur maupun ashar. Saya boleh mengatakannya termasuk pejabat yang rajin sholat sekalipun beberapa kali ia ada di ruanggannya saat lelaki lain mengerjakan ibadah sholat Jumat. Tanpa bermaksud mengerdilkan kebiasaan religusnya kepercayaannya kepada klenik membuat ada perubahan persepsi di kepala saya. Namun hal ini membuat saya mencoba mengetahui lebih jauh "klenik" tanpa harus saya mempercayainya. Tulisan ini pun tak bermaksud untuk mendiskreditkan seorang pimpinan/pejabat yang percaya klenik.Saya tidak punya kepentingan di situ. Hanya ada yang menggelitik di sisi-sisi nurani untuk lebih mengungkap apa, bagaimana, dan mengapa dengan yang namanya klenik. Saya juga tidak punya hak melarang orang untuk percaya terhadap klenik. Hidup bagi saya pilihan, silakan memilih yang disukai atau paling disukai. Apa sih sebanarnya makna klenik? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makna klenik adalah kegiatan perdukunan (pengobatan dsb) dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Sementara Hotman J Lumban Tobing dalam Tabloid Reformatika mensejajarkan makna klenik dengan mistik dan misteri. Ketiganya memberi makna umum hal yang tak terjangkau oleh nalar manusia atau hal ghaib.Lebih lanjut ia mengatakan bahwa nyatanya, dunia ini dipenuhi orang-orang yang percaya pada klenik, percaya yang gaib, percaya mistik. Sementara pemilik blog Rasa Sejati memaknai klenik dengan pendekatan kultur. Kata “klenik” ada didalam kultur Jawa, ada di dalam bahasa Jawa. Arti yang sebenarnya adalah sesuatu yang tersembunyi. Hal yang dirasahasiakan untuk umum. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik. Selanjutnya silakan pembaca memaknai kata klenik dengan rangkaiaan kata yang bebas anda ambil dari berbagai referensi. Sekali lagi saya tidak akan pernah mendefinisakan kata tersebut. Namun kalau saya tarik benang merah saya sebagai penganut Islam secara eksplisit agama saya mengakui adanya alam ghaib. Pertanyaannya samakah klenik seperti yang dimaknai di atas? Sebagai orang cukup memiliki toleransi terhadap prinsip keberagaman/multikulturis bagi saya tidak ada masalah setiap orang untuk percaya atau tidak percaya terhadap klenik selama itu dilaksanakan untuk kebaikan bersama. Lalu adakah hubungan mutasi pejabat dengan klenik? Mungkin jawabannya adalah bisa 'ya' dan bisa 'tidak'. Tergantung personalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar