Sabtu, 21 Desember 2013

PAUD Kota Surabaya Antara Optimis dan Pesimis

Tiga  hari ini, Kamis,  Jumat dan Sabtu saya harus bertemu dengan orang-orang yang berkecimpung, akrab, dan peduli dengan dunia PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kota Surabaya. Kamis siang saya diundang untuk menghadiri rapat Pokjanal Kota Surabaya. Sore Jumat ada jadwal mengajar di S-1 PAUD otomatis saya bertemu dengan mahasisiwa saya yang kebanyakan sudah mengajar di PAUD. Sabtu saya menghadiri undangan parenting di PAUD Terpadu milik RSUD Dr Sutomo Surabaya.
 Rapat yang pertama saya hadiri adalah rapat Pokjanal (Kelompok  Kerja Operasional Pos PAUD Terpadu). Mereka ini adalah orang-orang yang peduli untuk memajukan PAUD khususnya Pos PAUD Terpadu (PPT) di Kota Surabaya. Di dalamnya ada PNS Bapemas dan KB, Dewan Pendidikan Kota Surabaya, BP-PAUDNI Regional II, atau mereka yang sudah purna tetapi masih tetap memiliki kepedulian terhadap perkembangan PPT di Surabaya seperti Bapak Suharto dan Ibu Murti.

Rapat berjalan heboh. Saya agak tertegun dengan gaya rapat seperti ini. Ada kecenderungan rapat ini boleh dikatakan debat kusir, saling curhat, sedikit saling menyalahkan dengan balutan nama evaluasi. Menjadi banyak diam menahan diri adalah pimpinan rapat yang juga akademisi dari UNESA Bu Gun nama yang sapaan beliau. Situasi seperti bola liar, apalagi setelah Bu Inung dalam curhatnya mengatakan bahwa perkembangan PPT utamanya pendidik PPT kalau dikaji dari Bapemas adalah pemberdayaan. Sementara adanya standar pendidik yang ditetapkan Kemendikbud menurutnya tidak akan pernah bertemu. Dapat ditangkap dengan adanya standardisasi pendidik membuatnya menjadi khawatir. Sayangnya setelah curhat panjang lebar  tanpa pemberitahuan kepada yang hadir ia meninggalkan ruangan walaupun di akhir rapat ia kembali.

Akhirnya secara tegas Bu Gun mengatakan bahwa beliau tidak setuju dengan pendapat Bu Inung bahwa pemberdayaan  pendidik PPT tidak akan pernah bertemu dengan standar yang pendidik yang ditetapkan Kemendikbud. Justru pemberdayaan dan standarisasi pendidik ini sangat bersinergi.  Pada intinya semua yang hadir yang sempat bersuara itu berkeinginan pokjanal tetap eksis dan PPT di Surabaya berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas.

Rapat diakhiri dengan permintaan Bu Gun bahwa Pokjanal harus tetap eksis. Untuk itu peserta diberi pekerjaan rumah (PR) agar memberi masukan bagaimana sebaiknya tugas dan fungsi Pokjanal. PR ini akan didiskusikan lagi pada pertemuan Pokjanal 10 Januari 2014. Harapan semua yang hadir rapat semoga upaya Bu Gun tetap memberikan dampak positif terhadap perkembangan PPT terpadu. Dan PPT

Hari kedua, Jumat sore saya harus mengajar di kelas S-1 PAUD dengan mata kuliah Psikologi PAUD. Ketika berbicara masalah bagaimana memimpin lembaga PAUD untuk berkembang menjadi besar dan disukai masyarakat selaku dosen saya memberitahu strategi untuk mencapainya. Di antaranya pimpinan lembaga harus kreatif membuat banyak kegiatan yang melibatkan siswa dan orang tua. Hal ini bisa terlaksana bila hubungan antara lembaga dan orang tua berjalan harmonis dan komunikatif.

Respon dari salah satu mahasiswa yang masih muda menolak bahwa strategi itu tak mungkin bisa dilaksanakan. Alasannya banyak orang tua lebih suka PAUD tempat anaknya belajar  tanpa kegiatan karena dengan kegiatan itu berarti ia harus mengeluarkan biaya.

Berbeda lagi saat saya harus hadir di parenting yang diselenggarakan PAUD Terpadu  RSUD Dr  Sutomo. Saya berkenalan dengan Bu Kus seorang psikolg yang memimpin lembaga milik RS terbesar di Indonesia Timur ini. Perempuan yang sudah 38 berkecimpung di PAUD ini bercerita bahwa kegiatan hari ini dengan narasumber Prof. Mukhlas Samani, M.Pd  semua direncanakan, dikerjakan, dan dibiayai  oleh orang tua. Dan ini menjadi program rutin setiap tahun. Artinya saat sekolah sudah berbuat memberikan pemahaman kepada orang  tua dan orang tua menjadi paham bukan hal sulit  untuk merencanakan banyak kegiatan bersama orang tua.

Dari pengalaman tiga hari bersama para punggawa PAUD kota Surabaya. Mereka tertebar di Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain,  taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD Terpadu ada  satu semangat yaitu bagimana PAUD Kota Surabaya menjadi jauh lebih baik. Mungkin ini yang bisa dilakukan:
  1. Pokjanal harus tetap eksis,  tugas dan fungsinya harus terus dikembangkan, sebagai mitra dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya harus bergandengan erat  untuk sama-sama memajukan PPT..
  2. Mahasiswa yang masih enggan untuk menerima perubahan segera buka jendela ada yang bisa dipelajari di luar sana
  3. PAUD Terpadu RSUD Dr Sutomo diharapkan mau berbagi pengalaman untuk PAUD-PAUD lain di Surabaya.
Terima kasih. Jayalah PAUD Surabaya. Selamat hari Ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar