Senin, 31 Agustus 2009

KRIS...TETAPLAH BERKARYA DENGAN JIWA BESARMU




Setelah ada nama Tamara Blezinsky, Maia Estianti, sekarang ada Krisdayanti hati keibuannya menangis pilu karena harus berpisah dari sang buah hatinya. Siapa pun mereka dan apapun jabatannya mereka tidak lebih dari seorang manusia perempuan biasa. Dua pendahulunya sempat bercucuran air mata karena keterkoyakan hubungannya dengan sang buah hati. Krisdayanti mencoba menahan air matanya yang hampir luruh saat mengadakan jumpa pers beberapa waktu lalu.

Titania Aurel Nur Hermansyah bocah ini telah membuat berita besar karena telah membuka aib ibunya sendiri yang tidak lain adalah istri Anang Hermansyah. Ucapannya telah diyakini oleh ayahnya dan banyak orang bahwa ibunya telah berselingkuh dengan salah satu pengusaha asal Timor Leste. Padahal kalau dicermati saat berbicara di salah satu TV swasta itu tak satu pun kata "selingkuh" terucap dari bibir mungilnya. Dan kita tahu Krisdayanti sudah membantahnya bahwa hubungan mereka tidak lebih dari hubungan kerja.

Terlepas dari ada tidaknya perselingkuhan yang dituduhkan ada sesuatu yang membuat kita tercengang atas sikap Anang selaku suami. Anang langsung memberi talak dengan cepat pula dibicarakan atau mungkin sekarang sudah ditetapkan bahwa hak asuh anak-anak di tangan Anang dan harta sebagian besar diberikan kepada dua anaknya Aurel dan Azriel adiknya. Wow ......... betapa enaknya seorang Anang. Umum sudah tahu bahwa sebagian besar harta mereka diperoleh dari cucuran keringat Krisdayanti istrinya saat menyanyi dari panggung ke panggung. Ada apa dengan Anang? Adakah Anang ingin menguasai harta dengan memanfaatkan hak asuh anak? Maukah Anang mendapat hak asuh anak ketika harta itu tetap dikuasai istrinya?

Ada potret ketidakberdayaan dari Krisdayanti, semua keinginan suami ia setujui hanya karena dia tidak ingin ada konflik. Mungkin ini sikap kebanyakan perempuan berlatar budaya Jawa yang berprinsip "lebih baik diam daripada rame/bertengkar". Ya .... kasihan dengan Krisdayanti. Ataukah ini sikap dari rasa bersalah Krisdayanti? Sayang kalau sikap itu yang dipilih pelantun lagu Menghitung Hari. Ada harapan dari banyak perempuan agar Krisdayanti tidak terlalu mempersalahkan diri sendiri. Seandainya memang ada perselingkuhan itu terjadi bukan hanya kesalahan Krisdayanti, tetapi Anang sebagai suami juga punya andil terhadap kondisi ini.

Uang segepok yang ia bawa dari hasil keringatnya menyanyi di negeri orang tak berarti apa-apa. Krisdayanti harus memasuki rumah mewahnya yang telah kosong ditinggalkan oleh orang-orang yang pernah dicintainya. Betapa jiwa nya sangat kesepian merindukan pertemuan dengan Aurel dan Azriel. Hal terberat bagi seorang ibu adalah harus berpisah dengan anak-anaknya tercinta. Betapa berat ujian yang dihadapinya kita berharap Krisdayanti tidak mengambil jalan pintas untuk kembali menjadi budak narkoba. Kalaupun ia akan kembali menjalani kehidupan kelam di masa lalunya ya ... artinya ia wanita yang sangat tidak cerdas.

Pengungkapan tentang perilakunya oleh Aurel kepada media direspon olehnya dengan bijak. Krisdayanti menghimbau kepada semuanya agar tidak menyalahkan puterinya itu. Berbeda dengan Kakaknya Yuni Sara tampak sekali ia kecewa dengan apa yang dilakukan Aurel. Tetapi semua sudah terjadi harapan kita semoga Krisdayanti selaku ibu, selaku perempuan, ataupun selaku penyanyi tenar bisa mengambil hikmah dari semua kejadian. Jiwa besarlah yang akan memberi solusi terbaik. Tetaplah berkarya sang diva.

Jumat, 28 Agustus 2009

Perempuan Indonesia Tegarlah!!!!


Saya juga tidak paham mengapa ada dorongan dan keinginan kuat untuk menonton film "Kata Maaf Terakhir". Selama ini saya tidakbegitu menyukai film Indonesia yang bercerita tentang drama keluarga karena biasanya film seperti ini dapat dipastikan mengajak penontonnya untuk berurai air mata. Tetapi kali ini benar-benar tertarik untuk nonton filmnya Maia.

Alhamdulillah akhirnya Minggu siang terlaksana juga niat yang satu ini. Benar kan dugaan saya bahwa film ini mengajak para penontonnya menangis. Emosi penonton diaduk-aduk untuk melihat alur hidup seorang Dania yang tak berdaya ketika suaminya lebih memilih untuk hidup dengan perempuan lain yang sahabatnya sendiri.

Perampasan cinta Dania terhadap suaminya oleh sahabatnya sungguh menyakitkan. Siapapun akan merasa tersakiti bila relasi cintanya dirampok seseorang. "Sakit tahu...." mungkin itu ungkapan marah yang teramat sangat dari seseorang yang terampas hubungan cintanya. Entah itu cinta terhadap pasangannya, anak-anaknya, mungkin juga orang tuanya.

Film yang berdurasi tidak sampai dua jam ini menggambarkan keporakporandaan relasi cinta antara ayah, ibu, dan anak. Cinta, dendam, dan benci terasa berbeda tipis dan sangat tipis. Perubahan ketiganya juga tidak meminta dan memerlukan waktu yang lama sekali. Insan-insan yang mengalaminya terkadang tidak siap dengan perubahan ini.

Kita tahu Dania yang diperankan Maia janda Akhmad Dani ini memiliki alur hidup yang hampir sama dengan cerita di film ini. Baik di dalam perannya sebagai Dania maupun dalam kehidupannya seorang "Maia" benar-benar mengalami perampasan cinta yang menyakitkan. Rasa sakitnya tidak membuat perempuan ini berlama-lama terkulai hanya untuk meratapi kesedihan. Rasa sakit yang menderanya sementara ia abaikan ia bangkit dengan tegar tetap melangkah menjalani kehidupan.

Saya menjadi teringat dengan lagu karya mantan suaminya "Perempuan Paling Cantik Di Negeriku Indonesia" ada praduga jangan-jangan lagu ini sebenarnya menggambarkan tentang Maia sang mantan istri. Bagi saya seorang Maia lebih cantik dan lebih seksi dari siapapun. Kecantikan dan keseksiannya terpancar dari wajahnya yang memang "ayu", pintar, cerdas, dan intelek.

Perempuan Indonesia seharusnya bisa seperti Dania maupun Maia. Tidak akan terkulai lemah karena cinta dalam genggamannya dirampas orang lain. Rasa sakit yang menderanya
tidak membuatnya menjadi makhluk lemah yang selalu ingin dikasihi. Sosok Maia maupun Dania bisa menyublimasikan rasa sakit dalam bentuk perilaku yang positif dan produktif. Fakta yang dihadapinya diterimanya dengan lapang dada sekalipun pada mulanya ia berontak dengan kondisi seperti ini. Tetapi pada akhirnya ia berhasil menerima kondisi dan fakta yang ada. Lebih bisa dikatakan ia mengalah demi sebuah kemenangan sekalipun kemenangan itu tidak bisa diterima instan. Mungkin ini yang dikatakan dalam bahasa agama dengan kata sabar.

"Sabar" adalah kata yang sering kita terima saat kita berkonsultasi dengan kiai atau pemuka agama. Biasanya kata sabar ini akan digandengkan dengan saran dari kiai, "perbanyak istigfar ya ... bahwa semua seting kehidupan ini sudah ada yang mengatur." Ya ......... kalau sudah pada tahapan ini biasanya rasa "amat sakit" yang mendera menjadi berkurang bersamaan dengan berkurangnya rasa sesak di dada. Senyuman di bibir yang selama ini menghilangpun sudah mulai menghampiri, bibir dan wajah kita kembali cantik, berpikir mulai obyektif, enyah sudah pikiran negatif. Kembali bangkit untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang telah terbengkalai.

Untuk perempuan Inonesia, tegarlah!!!! Lagu ini pantas untuk kalian semua ................................
Kamu adalah perempuan paling seksi di negeriku Indonesia/Kamulah yang nomor satu/Aku tak akan bisa cintai lagi perempuan yang lainnya.

Rabu, 26 Agustus 2009

Ayo....Ramai-Ramai Curhat kepada Allah yang Terkasih



Hari ini adalah hari ke-5 saya berpuasa di Ramadhan 1430 H. Ya ..... disamping sebagai sebuah kewajiban ternyata berpuasa itu membangun sebuah nuansa berbeda "terasa lebih dekat" dengan Sang pemilik. Ada dorongan saat senggang digunakan untuk selalu "dekat" kedekatan ini saya coba maksimalkan untuk dialog atau lebih pas disebut curhat dengan-Nya. Ada kebebasan sangat besar untuk curhat dengan-Nya akhirnya segala unek-unek bisa keluar terkadang malah emosional sampai ada lelehan air mata. Alhamdulillah agak berkurang bebanberat dan sesak di dada sekalipun belum bisa dikatakan ...plong tapi lumayanlah mengurangi beban.

Bagi saya tidak semua orang bisa diajak curhat hanya orang-orang tertentu atau sama sekali tidak perlu curhat kesiapapun untuk hal-hal yang memang sangat "prinsip". Ya .... kepada kekasih tercinta "Allah SWT sang pemilik" lah tempat curhat paling aman. Terkadang juga ada rasa malu kepada-Nya, curhat terus kok tidak pernah bayar coba kalau curhat ke teman minimal kita cari tempat berbiaya misal rumah makan atau kafe, kalau ke tenaga profesional misalkan ke psikolog atau psikiater berapa duit yang harus dikeluarkan. Ya ... itulah Sang Maha Pemuarah milik kita semua semua bisa gratis tinggal kita mau memanfaatkannya atau tidak.

Tentang hal ini saya menjadi ingat Aa Gym dai terkenal dari Bandung. Siapapun tahu dampak dari poligami yang dilakukannya melalui kacamata saya betapa Aa Gym mengalami sebuah perubahan drastis yang sangat "menyusahkan". Bagaimana tidak susah semua orang "mencibir" tindakannya, relasi bisnis sebagian lari, sebagian umatnya pun sudah tidak mau lagi bersama-sama bermajlis taklim dengannya. Susah kan? Tetapi ketika hal ini ditanyakan seorang presnter TV swasta Aa Gym menjawab dengan tenang, "Tidak usah mendengar kata orang, masalah kita ya... kitalah yang menyelesaikannya." Saya percaya dalam menyelesaikan masalahnya pasti Aa Gym bolak balik curhat dengan Nya. Benar kan A'?

Kemarin malam seperti biasanya saya sholat tarawih di masjid kecil yang berjarak 300 meter dari rumah. Disamping saya seorang ibu yang usianya mungkin di atas 40 an. Saat di tengah-tengah salam dia mengatakan, " Jeng .... surat yang dibaca imamnya kok panjang-panjang ya jadi saya yang sudah tua ini sering lupa ini rakaat ke berapa?" Mendengar pertanyaan itu saya hanya tersenyum sekalipun dalam hati mengatakan saya juga mengalami hal yang sama. Nah .... ibu tadi juga termasuk curhat. Ya .... semoga curhatnya didengar juga oleh Allah sehingga bisa terkomunikasikan juga dengan para imam sholat tarawih agar kalau sholat tarawih lihat-lihat jamaahnya kalau jamaahnya sudah sepuh-sepuh sebaiknya cari surat-surat pendek dan yang lebih familiar dengan telinga mereka. Itu kalau bisa kalau tidak bisa ya tidak apa-apa karena bukankah yang namanya makmum harus patuh terhadap imam? Untuk sholat kita semua siap patuh kepada imam.

Rasanya sayang ya nuansa bulan Ramadan yang suci ini kalau tidak digunakan untuk lebih dekat dengan Allah yang Maha Kasih. Allah akan mendengar semua curhat kita, Allah juga akan memberikan sinyal pada curhat-curhat kita, Allah akan merahasiakan semua isi curhat kita, Allah tidak akan pernah bosan dengan curhat-curhat kita sekalipun kita hanya sering datang ketika ada masalah yang harus dicurahkan kepada-Nya. Jadi menunggu apalagi ....? Mari kita ramai-ramai dialog atau curhat dengan Allah SWT Gusti yang Maha Agung yang akan mendinginkan hati, pikiran, dan isi kepala kita. Kapan lagi? Cobalah sekarang......

Jumat, 21 Agustus 2009

HUT PRAMUKA KE-48 TINGKAT JAWA TIMUR DI GRAHADI


















Setiap HUT Pramuka tingkat Jawa Timur sepertinya para panitia tidak mau menggunakan ide dan gagasan lama di HUT sebelumnya. Sudah dapat dipastikan pasti ada yang baru atau berbeda dengan tahun sebelumnya. Sesuatu yang baru pun dapat dirasakan di HUT Pramuka ke-48 yang dilaksanakan di halaman rumput Grahadi 19 Agustus yang lalu.

Kebaruan tampak dari digandengnya Hari Prasetyo populer disapa Hari Lento untuk bersam-sama menggarap teatrikal yang digelar seusai upcara/acara resmi. Maka lahirlah tiga serangkai (Ganet, Yatno, Hari) untuk menggarap kegiatan khususnya kegiatan pasca acara resmi.

Teatrikal diawali dengan kehadiran remaja-remaja yang asyik berebut layang-layang, tari remo yang dibawakan oleh para siswa SD, ada gelar marching band, ada peluncuran dari menara oleh penegak, ada pembukaan biner dengan kalimat penyemangat "Jawa Timur kibarkan merah putih di puncak tiang tertinggi". Semua kegiatan diakhiri dengan turunnya para undangan termasuk Ka Mabida untuk bersama-sama bernaung di bawah rentang merah putih sambil berpegang erat satu dengan lainnya. Sebuah simbolisasi yang ingin disampaikan bahwa persatuan dan kesatuan negeri ini tetap yang paling utama dan perlu dilestarikan dan itu Pramuka bisa.

Hal lain yang juga membedakan kegiatan HUT dengan tahun sebelumnya adalah adanya ungkapan dari Ka Mabida, Pak De Karwo yang baru kali pertama sebagai pembina upacara belaiu mengatakan, "Saya bangga kalian .....Pramuka". Kalimat beliau seharusnya membuat kita / para anggota pramuka bertekad untuk menjadikan pramuka lebih baik dan lebih dicintai masyarakat. Satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan.

Minggu, 16 Agustus 2009

Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-64 di Halaman Kecamatan Sukomanunggal



Sudah rutinitas tahunan kalau pagi ini saya harus mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-64 di halaman kecamatan Sukomanunggal. Sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa tetapi memang untuk tahun ini petugas jauh lebih siap dan peserta lebih tertib. Entahlah apa karena peserta yang jauh lebih sedikitnya jumlahnya atau memang petugasnya yang semakin pintar. Tetapi hal ini tentunya cukup membuat puas bagi para petugas.

Yang jelas dari sisi kuantitas peserta upacara sama dengan komponen tahun lalu. Ada perwakilan PKK, PGRI, IGTKI, pelajar, pramuka, Linmas, dan POLRI. Sementara remurasi ada tokoh masyarakat, veteran, ormas/parpol, dan lainnya.

Terlepas dari hasil evaluasi di atas, pada upacara kali ini memang ada yang "mengesankan" bagi saya yaitu ketika penerimaan hadiah bagi peserta lomba kampung aman dan siswa berprestasi. Saat penyerahan hadiah untuk juara lomba kampung aman yang diberi kehormatan untuk membagikan tropi dan piagam adalah Kapolsek Sukomanunggal didampingi Camat dan Dan Ramil Tandes/Sukomanunggal. Begitu juga saat penerimaan hadiah untuk siswa-siswa berprestasi tingkat Sukomanunggal, Kepala UPTDBPS Sukomanunggal mendapat kehormatan untuk membagikan tropi dan piagam kepada siswa dan saat membagikan didampingi Camat, Kapolsek, dan Danramil Tandes/Sukomanunggal.

Kolaborasi yang indah para Muspika memberikan teladan yang terpuji untuk pembelajaran bagi masyarakat. Kebersamaan para elit kecamatan Sukomanunggal yang ditampilkan lewat simbol kebersamaan dalam memberikan penghargaan kepada warganya merupakan keteladanan yang praktis tanpa perlu melalui pidato panjang yang menjemukan. Kebersamaan hari ini adalah sebuah simbolisasi bahwa kecamatan Sukomanunggal memang rukun, aman, sejahtera dan itu sudah dipercontohkan oleh Bapak Camatnya, Bapak Kaposeknya, dan Bapak Danramilnya. Terima kasih. Dirgahayu RI ke-64.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Kegiatan 17 an Siswa SDN Putat Gede I/94 Surabaya




















Ya.... kapan lagi kita bisa refresing untuk membuat kegiatan ringan, lucu, dan menyenangkan namun tetap santun, momen yang pas ya pada kegiatan HUT RI atau siswa-siswaku menyebutnya perayaan 17 an. Perayaan 17 an termasuk salah satu kegiatan rutin yang diadakan di SDN Putat Gede I/94 Surabaya. Tahun ini lomba yang diadakan antar siswa adalah sepak bola lucuj lucunya di mana ya? Peserta putri wajib pakai sarung sementara putranya memakai daster ibunya masing-masing satu tim terdiriri dari putra dan putri, kan kalau putri lawan putra jelas tidak imbang kan? Sepak bola lucu diikuti oleh semua siswa kelas V. Sedangkan lomba lainnya : siswa kelas I sd III lomba mewarnai, kelas IV lomba mengempit bola, kelas VI lomba membuat majalah dinding. Hadiahnya seru lho ada tempat pensil, ada kamus Inggris, dan kamus Indonesia ya disesuaikan karena lomba ini yang mengadakan lembaga sekolah jadi hadiahnya juga "educated" banget. Tujuannya memang sih bukan hadiah tetapi merayakan HUT RI sebagai salah satu penguat jati diri anak bangsa. Sampai dengan menulis laporan ini saya belum tahu siapa juara-juaranya tetapi yang jelas kemarin lusa /hari Jumat para guru sudah sibuk membungkusi hadiah para pemenang. Insyaallah hadiah itu diserahkan seusai upacara 17 an. Selamat ya kepada para pemenang. Setelah Senin kita kembali belajar YA untuk mempersiapkan UTS I, selamat belajar anak-anakku tercinta.

Minggu, 09 Agustus 2009

Lomba Gerak Jalan Pelajar Kota Surabaya





Selama delapan tahun diberi amanah memimpin SD di Kota Surabaya, ya .... selama itu pula momen lomba gerak jalan pelajar se-Kota Surabaya yang diadakan setiap Agustus tidak pernah absen untuk tidak menyertakan murid-murid tercintaku. Dan sekalipun belum pernah mendapatkan nomor kejuaraan. Menurutku itu tidak penting banget. Tujuanku adalah mengajak para siswa ini untuk keluar pagar sekolah, berjalan-jalan melihat-lihat kota Surabaya dalam suasana lain sehingga mereka bisa lebih mengenal kotanya. Juga melatih mental dan konfinden mereka. Harapan lainnya adalah pengalaman mereka bertambah dan fisik mereka menjadi lebih sehat atau mungkin lebih kuat.

Ada hal yang penting sebenarnya dari lomba itu sendiri. Celotehan anak-anak saat mereka usai melaksanakan lomba terasa lebih natural, egaliter, tanpa balutan kekakuan karena seragam yang berbeda. Keceriaan mereka terasa ketika ditunggui guru dan kepala sekolahnya. Saat itu pulalah sebenarnya momen penting untuk memberikan nilai-nilai penting kehidupan. untuk mereka. Saking akrabnya beberapa siswa enggan untuk pulang dengan kendaraan yang disewa sekolah beberapa di antaranya merengek minta dibonceng para guru. Hal yang mengesankan.

Sayangnya lomba gerak jalan tahun ini terasa lebih semrawut. Para peserta tidak lagi bebas berjalan karena kendaraan mobil maupun sepeda motor sulit diatur. Kasihan dengan petugas dari Linmas para pengendara ini "cuek" dengan petugas. Sempat khawatir atas keselamatan peserta karena peserta memang berada dihimpitan kemacetan lalu lintas, tetapi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Sempat juga saya berpikir untuk tidak lagi mengikutkan mereka di lomba tahun depan karena khawatir keselamatan jiwa mereka. Kesemrawutan ini terutama di ujung alan kembar samping kantor Kwarda Pramuka Jawa Timur. Harapannya tahun depan panitia lebih memperhatikan hal ini deh.

Akhirnya, saya hanya menyampaikan terima kasih dan rasa suka yang tak terhingga untuk ke-18 anak-anaku yang telah mewakili teman-temannya di SDN Putat Gede I untuk menjadi peserta lomba. Semoga kita bisa ikut lagi tahun depan ya.