Bertempat di Pusdiklatda "Argosonya" Pramuka Jawa Timur, pelaksanaan KML (Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan) terlaksana cukup lancar diikuti dari tiga golongan pembina pramuka yang meliputi: siaga, penggalang, dan penegak. Kegiatan KML berlangsung mulai 22 - 28 Juli 2011. Dibuka secara formal oleh Waka Harian Kwarda Jatim Kak AR Purmadi diakhiri dengan acara penutupan kegiatan 0leh Waka Binawasa Kak Bambang SW.
Salah satu wakil dari peserta KML Golongan Penggalang mengkalim bahwa KML Kwarda Jatim 2011 telah menghasilkan "maha karya" yang kelak hasilnya dapat dinikmati siapa pun anggota pramuka yang memanfaatkan pusdiklatda Argosonya Jatim sebagai tempat kegiatan kepramukaan. Karena proses pembelajaran yang didesain menggunakan pendekatan "learning by doing" talah menghasilkan produk dalam bentuk karya dan sekaligus bakti dari para calon penbina mahir.
Calon pembina mahir dari Penegak telah memberikan karya berupa "arena tantangan" bahan serba natural sehingga tantangan maha karya para pembina penegak ini benar-benar menyatu di kehijauan sisi timur Argosonya. Bahan didominasi bambu, alami dan menyejukkan tetapi tetap memberi tantangan bagi siapa pun pramuka yang hendak mencobanya. Ada titian di atas kolam yang membuat kita perlu kehati-hatian sekaligus memompa andernalin karena antar buluh yang dipijak cukup lebar.
Lalu apa maha karya dari para calon pembina mahir penggalang? Sebuah gerbang/gapura yang artistik kokoh berdiri saat kita memasuku bumi perkemahan argosonya. Sementara bangku panjang sudah menunggu kita untuk duduk-duduk santai saat lelah menyergap dan kantuk pun akan hadir karena segar udara berkat melimpahnya oksigen yang diproduksi dari rimbunnya dedaunan dari perdu dan pohon tinggi yang melatarbelakangi.
Sementara para calon pembina mahir siaga telah berhasil menuangkan karya spektakuler sebuah taman indah bernuansa edukasi. Mereka memberi nama "Taman Siaga". Warna-warni ada dangau kecil dengan atap ilalang yang di dalamnya terdapat meja tipis panjang di antara dua bangku. Di meja itu ada dua pasang dakon/congklak yang setiap saat bisa dimainkan oleh siapa pun. Di luar dangau ada ada ban mobil bekas dengan cat warna -warni mencolok yang ditanam permanen. Siaga akan suka untuk menerobos dan diakhiri dengan semacam gawang kecil yang bisa dilompati atau dilewati dengan merunduk.
Penyebutan nama "maha karya" terhadap bakti dan karya para calon pembina mahir ini secara tersirat disetujui Waka Binawasa K Bambang SW. Beliau mengatakan bahwa kalau dilihat dari sisi beragamnya latar belakang kemampuan peserta benar-benar memang ini adalah hasil "maha karya". Beliau menganalogi keberagaman kemampuan peserta dari cara mendirikan tenda ada yang memang tampak sudah mampu dan terbiasa mendirikan tenda dengan benar tetapi ada yang memang masih belum mengenal bagaimana mendirikan tenda dengan benar. Keberagaman latar belakang dan kemampuan memberi hasil yang terbaik untuk perkembangan pramuka khususnya di Jatim.
Harapan kita semoga proses yang dilakukan oleh para calon pembina mahir di kegiatan KML Kwarda Jatim 2011 akan juga diimplementasikan di gugus depan masing-masing tentunya dengan filter dari pencerahan dan refleksi yang dilakukan di setiap akhir kegiatan bersama para tim pelatih. Sekali lagi pada dasarnya kursus hanya menyentuh dan mengingatkan kembali apa yang ada dan yang pernah dilakukan peserta kursus. Menjadi semakin kaya tentang kepramukaan adalah kewajiban para peserta kursus untuk senantiasa mau belajar dan belajar. Dan itu sebuah pilihan.
Akhirnya KML Kwarda Jatim 2011 menyisakan banyak kesan. Semangat para peserta saat mengikuti kegiatan adalah warna meriah di KML kali ini. Di malam seni yang dipadukan dengan api unggun penggalang pun berbeda dari KML yang pernah saya tahu. Pentas seni dibuat maksimal tidak ada lagi seragam pramuka saat mengekspresikan seni daerah tetapi busana yang dikenakan adalah busana yang sesuai dengan seni yang dipertunjukkan. Hanya untuk mengambil jaranan rela pulang ke kwarcabnya. Terima kasih Kakak-kakak peserta KML Kwarcab 2011 ... kalian OK banget. Siiiip. Terima ksasih.
Salah satu wakil dari peserta KML Golongan Penggalang mengkalim bahwa KML Kwarda Jatim 2011 telah menghasilkan "maha karya" yang kelak hasilnya dapat dinikmati siapa pun anggota pramuka yang memanfaatkan pusdiklatda Argosonya Jatim sebagai tempat kegiatan kepramukaan. Karena proses pembelajaran yang didesain menggunakan pendekatan "learning by doing" talah menghasilkan produk dalam bentuk karya dan sekaligus bakti dari para calon penbina mahir.
Calon pembina mahir dari Penegak telah memberikan karya berupa "arena tantangan" bahan serba natural sehingga tantangan maha karya para pembina penegak ini benar-benar menyatu di kehijauan sisi timur Argosonya. Bahan didominasi bambu, alami dan menyejukkan tetapi tetap memberi tantangan bagi siapa pun pramuka yang hendak mencobanya. Ada titian di atas kolam yang membuat kita perlu kehati-hatian sekaligus memompa andernalin karena antar buluh yang dipijak cukup lebar.
Lalu apa maha karya dari para calon pembina mahir penggalang? Sebuah gerbang/gapura yang artistik kokoh berdiri saat kita memasuku bumi perkemahan argosonya. Sementara bangku panjang sudah menunggu kita untuk duduk-duduk santai saat lelah menyergap dan kantuk pun akan hadir karena segar udara berkat melimpahnya oksigen yang diproduksi dari rimbunnya dedaunan dari perdu dan pohon tinggi yang melatarbelakangi.
Sementara para calon pembina mahir siaga telah berhasil menuangkan karya spektakuler sebuah taman indah bernuansa edukasi. Mereka memberi nama "Taman Siaga". Warna-warni ada dangau kecil dengan atap ilalang yang di dalamnya terdapat meja tipis panjang di antara dua bangku. Di meja itu ada dua pasang dakon/congklak yang setiap saat bisa dimainkan oleh siapa pun. Di luar dangau ada ada ban mobil bekas dengan cat warna -warni mencolok yang ditanam permanen. Siaga akan suka untuk menerobos dan diakhiri dengan semacam gawang kecil yang bisa dilompati atau dilewati dengan merunduk.
Penyebutan nama "maha karya" terhadap bakti dan karya para calon pembina mahir ini secara tersirat disetujui Waka Binawasa K Bambang SW. Beliau mengatakan bahwa kalau dilihat dari sisi beragamnya latar belakang kemampuan peserta benar-benar memang ini adalah hasil "maha karya". Beliau menganalogi keberagaman kemampuan peserta dari cara mendirikan tenda ada yang memang tampak sudah mampu dan terbiasa mendirikan tenda dengan benar tetapi ada yang memang masih belum mengenal bagaimana mendirikan tenda dengan benar. Keberagaman latar belakang dan kemampuan memberi hasil yang terbaik untuk perkembangan pramuka khususnya di Jatim.
Harapan kita semoga proses yang dilakukan oleh para calon pembina mahir di kegiatan KML Kwarda Jatim 2011 akan juga diimplementasikan di gugus depan masing-masing tentunya dengan filter dari pencerahan dan refleksi yang dilakukan di setiap akhir kegiatan bersama para tim pelatih. Sekali lagi pada dasarnya kursus hanya menyentuh dan mengingatkan kembali apa yang ada dan yang pernah dilakukan peserta kursus. Menjadi semakin kaya tentang kepramukaan adalah kewajiban para peserta kursus untuk senantiasa mau belajar dan belajar. Dan itu sebuah pilihan.
Akhirnya KML Kwarda Jatim 2011 menyisakan banyak kesan. Semangat para peserta saat mengikuti kegiatan adalah warna meriah di KML kali ini. Di malam seni yang dipadukan dengan api unggun penggalang pun berbeda dari KML yang pernah saya tahu. Pentas seni dibuat maksimal tidak ada lagi seragam pramuka saat mengekspresikan seni daerah tetapi busana yang dikenakan adalah busana yang sesuai dengan seni yang dipertunjukkan. Hanya untuk mengambil jaranan rela pulang ke kwarcabnya. Terima kasih Kakak-kakak peserta KML Kwarcab 2011 ... kalian OK banget. Siiiip. Terima ksasih.
0 komentar:
Posting Komentar