MATA KULIAH : Filosofis Pendidikan DESKRIPSI Dalam perkuliahan ini dibahas makna filsafat, prisip filsafat, cabang dan aliran filsafat, perbedaan filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya, hubungan filsafat dan pendidikan, makna filsafat pendidikan, aliran/madzab filsafat pendidikan, konsep dan permasalahan fisafat pendidikan Pancasila. PENDEKATAN PEMBELAJARAN EVALUASI KeKehadiran, laporan bab, penyajian dan diskusi, UTS, UAS. La RINCIAN MATERI PERKULIAHAN Pertemuan 1 : Lingkup & kegiatan kuliah, dan makna filsafat Pertemuan 2 : Prinsip-prinsip filsafat Pertemuan 3 : Manfaat filsafat Pertemuan 4 : perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya Pertemuan 5 : Cabang-cabang filsafat Pertemuan 6 : Hubungan filsafat dengan pendidikan Pertemuan 7 : Konsep dan rumusan filsafat pendidikan Pertemuan 8 : Aliran filsafat pendidikan Pertemuan 9 : Ujian tengah semester Pertemuan 10 : Filsafat Pendidikan Idealisme dan Realisme Pertemuan 11 : Filsafat pendidikan Materialisme dan Pragmatisme Pertemuan 12 : Filsafat pendidikan Eksistensialisme Progresivisme Pertemuan 13 : Filsafat pendidikan Perenialisme, Esensialisme, dan Rekonstruksionalisme Pertemuan 14 : Pengaruh Psikologi terhadap filsafat pendidikan Pertemuan 15 : Filsafat pendidikan Pancasila Pertemuan 16 : Implikasi fisafat Pancasila bagi pendidikan di Indonesia Pertemuan 17 : Ujian akhir semester DAFTAR BUKU Mudyahardjo, Redja. (2000) Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung FIP Universitas Pendidi
DOSEN : Dra NURHAYATI, S.Psi, M.Si
BOBOT : 2 SKS
PROGRAM : S-1 PAUD
TUJUAN
Setekah mata kuliah ini selesai diharapkan mahasiswa memiliki wawasan tentang konsep dasar filsafat, prinsip filsafat, cabang dan aliran filsafat, manfaat filsafat, perkembangan filsafat pendidikan, implementasi dan implikasinya terhadap kebijakan pendidikan.
Kamis, 31 Maret 2011
Silabus untuk Bunda-Bunda di Program S-1 PAUD
Diposting oleh bundacahaya di 16.19 0 komentar
Senin, 28 Maret 2011
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Diposting oleh bundacahaya di 07.24 0 komentar
Sabtu, 26 Maret 2011
Bu Guru, Pak Guru Mana RPPnya?
Dengan pemahaman yang berbeda dari para guru wajar bila terjadi di lapangan RPP disusun dalam beragam tampilan. Hal ini harus direspon positif karena ini bagian dari hasil belajar dan proses kreatif para guru. Bisa jadi hal ini merupakan pengembangan yang penting tetap mengacu pada Permendiknas di atas. Entahlah kenapa yang sering menjadi pertanyaan para guru lebih banyak tentang RPP padahal perangkat pembelajaran lainnya masih ada dan cukup bisa dijadikan topik pembicaraan.
Beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para guru berkaitan dengan RPP:
1. Bu, apakah boleh menggunakan RPP yang sudah jadi? (Maksudnya membeli dari penerbit);
2. Bu, apakah RPP harus tulis tangan?
3. Bu, apakah RPP boleh dengan ketikan komputer?
4. Bu, saya bingung mengapa ya RPP Dinas dan CE berbeda?(Yang dimaksud Dinas mungkin
Dinas Pendidikan dan CE (Continuening Education) adalah kerja sama Dinas Pendidikan Kota
Surabaya dengan Universitas Negeri Surabaya/UNESA dalam rangka meningkatkan kulaitas
kemampuan SDM guru).
5. Bu, boleh ya mengajar tanpa RPP?
6. Bu, ada guru yang tanpa RPP hasil nilai siswanya bagus, berarti kan RPP tidak berpengaruh
pada keberhasilan peserta didik?
Jawaban dari pertanyaan di atas tentunya ditunggu oleh para guru. Oleh karenanya saya mencoba membahasnya satu persatu dalam bentuk gagasan yang mengacu pada peraturan, sebagai berikut:
1. RPP yang sekarang banyak dipasarkan oleh beberapa penerbit, boleh kita beli. Boleh juga
digunakan pada saat mengajar dengan catatan: Pelajari dulu! Sudah sesuaikah dengan
pembelajaran yang kita kehendaki? Sudah sesuaikah dengan kondisi kelas? Kalau memang
sudah sesuai ya silakan menggunakannya. Tapi jangan lupa sah tidaknya RPP itu setelah
ditandatangani guru dan mengetahui kepala sekolah.
2. Boleh, yang penting rapi dan terbaca. Bukankah ini pula yang selalu dituntut guru kepada
muridnya. Filosofinya bahwa guru tidak hanya bisa memerintah muridnya untuk menulis rapi
dan terbaca tapi dirinyapun memang sudah melakukan hal itu, sebuah pembelajaran
model/keteladanan.
3. Boleh dan dianjurkan.
4. Bingung tidak dilarang pada dasarnya keduanya sama-sama mengacu pada permendiknas di
atas. Perbedaan itu hanya karena pengembangan. Bingung tetapi tetap mengerjakan itu guru
yang diharapkan, bingung lalu tidak mengerjakan itu guru yang tidak diharapkan. Mari
kebingungan itu kita minimalisasi dengan belajar. Belajar bisa dengan berdiskusi , konsultasi
dengan pengawas, dan meningkatkan minta baca.
5. Tidak boleh, menyusun RPP bagian dari tugas guru yang harus dilaksanakan.
6. Penulisan RPP bagian dari upaya untuk memaksimalkan hasil pembelajaran. Bekerja dengan
perencanaan akan lebih baik hasilnya dengan bekerja tanpa perencanaan. Guru yang
mengajar tanpa RPP muridnya berhasil dengan nilai bagus, insyaallah kalau ke depan guru
ybs mau menyusun RPP nilai muridnya akan jauh lebih bagus lagi.
Terima kasih untuk bapak dan ibu guru semoga ke depan guru lebih profesional. Amin.
Diposting oleh bundacahaya di 15.47 0 komentar
Kamis, 17 Maret 2011
Kembalilah Nak, Ke Sekolahmu!




Benarkah, Nak?
Jemarimu memerah karena pukulan penggaris kayu?
Benarkah, Nak?
Lelehan peluh di tubuhmu karena terjemur mentari di halaman berpaving sekolahmu?
Benarka, Nak?
Itu semua hukuman bagimu karena kuku tanganmu belum bersih?
Bicaralah Nak dengan kejujuran yang kaumiliki!!!
Benarkah semua itu, Nak?
Pantaskah perlakuan itu kauterima, sayang?
Nak, adakah jemari memerah, lelehan peluh, dan rasa takut yang membuatmu berlari? Mengantarmu mengungkap pedih membuang ketertekanan?
Ceritamu mengakumulasi emosi kebencian dan kegeraman yang mendengar
Sekali lagi benarkah semua itu, Nak?
Air matamu terhenti mengering lama kau menangis
Betapa tidak menyenangkannya tempatmu belajar
Benarkah telah pergi kenyamanan dari sekolahmu?
Tak bermakna lagikah 5K yang tergantung di luar dinding kelasmu?
Atau tak lebih dari hiasan dinding untuk menambah nilai sekolahmu saat tim penilai meninjau? Benarkah Nak, PAKEM tak menjamah sekolahmu?
Anakku tersayang, tak perlu dendam kau pelihara
Jemarimu tak kan lagi memerah
Setelah kauolesi minyak penumbuh keikhlasan
Lelehan peluh akan mengering dan bersih setelah kaumandi dengan air kesabaran
Bangkitlah Nak, dendam akan membuatmu semakin jauh dari teman-temanmu
Betapa sepi hidup tanpa teman
Kembalilah Nak ke sekolahmu
Bapak ibu gurumu merindukan hadirmu
Jangan biarkan kursi milikmu kosong
Kelas menjadi sepi tanpamu
Teman-temanmu menanti kehadiranmu
Jangan takut apalagi trauma buang dendam dan pedih di hati
Percayalah Nak, Masih banyak guru baik bernurani yang menyayangimu
Kembalilah kau ke sekolahmu
Kembalilah sayang bu guru merindukanmu untuk memberimu ilmu
Tersenyumlah sayang .... pak guru telah menunggu di gerbang biru sekolahmu
Diposting oleh bundacahaya di 13.15 0 komentar



